Wisatawan Pendaki Gunung Penanggungan Turun


 Terdampak Cuaca Buruk, Jumlah Pengunjung Belum Normal


 TRAWAS – Dampak cuaca buruk pada masa puncak musim hujan ini turut berdampak pada sektor wisata. Seperti pendakian Gunung Penanggungan. Meski telah dibuka normal, jumlah kunjungan wisatawan masih rendah.


 Pengurus LMDH Seloliman Suwarno menerangkan, kini wisata pendakian via Jolotundo, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, telah dibuka kembali. Seiring membaiknya kondisi cuaca setelah beberapa waktu wilayah Mojokerto digempur cuaca ekstrem. ”Jumat (14/2) kemarin sudah dibuka normal. Karena cuaca sudah kembali kondusif,” ujarnya kemarin

Kendati demikian, pengawasan petugas pada 4 pos pantau tetap dioptimalkan. Tujuannya, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada pendaki. Mengingat, saat ini cuaca masih dalam tahap peralihan. ”Kalau pembatasan jumlah kunjungan pendaki, tidak ada,” sebutnya.


 Hal itu, lanjut Suwarno, karena kunjungan wisata pendakian di Gunung Pawitra, sebutan lain Gunung Penanggungan, cenderung menurun belakangan ini ketimbang saat cuaca normal. ”Sebelum cuaca buruk, kunjungan pendakian via Jolotundo mencapai 150-300 orang pendaki per pekan. Sekarang hanya sekitar 60-100 orang saja,” tandas Suwarno.


 Hal senada dilontarkan Sekretaris LMDH Sumber Lestari Desa Tamiajeng Khoirul Anam. Pendakian Gunung Penanggungan via Tamiajeng masih belum menyentuh angka normal. ”Sekarang masih di angka 60 persen dibanding saat cuaca normal. Tanpa pengetatan dengan pembatasan pun kunjungan pendaki sudah menurun,” ungkapnya.


 Sebelumnya, cuaca buruk yang membayangi kawasan Gunung Penanggungan menyebabkan rombongan lima orang pendaki asal Malang terjebak badai pada 29 Januari.Mereka dievakuasi dengan selamat setelah sehari berikutnya setelah berlindung di Gua Botol. Sebelumnya, pada 6 Desember 2024, Whiscyka Zafira Islamai Agustin alias Cika, 17, pendaki asal Desa Sumengko, Kecamatan Jatirejo, ditemukan tewas saat mendaki Gunung Bekel, anak Gunung Penanggungan.


 Ia sebelumnya dilaporkan hilang akibat terseret arus saat menyeberangi sungai di Watu Talang. Ketika itu, lokasi diguyur hujan deras dan membuat debit air meningkat. Cuaca buruk dan dampak pada pendaki itu sebelumnya sempat membuat pengelola jalur pendakian memberlakukan pembatasan. Para pendaki dibatasi maksimal sampai puncak bayangan dan dilarang hiking hingga puncak Pawitra.

Komentar